Penulis : Justian Styawan
Rekor baru terukir. Setelah hampir 30 tahun menanti Indonesia kembali melahirkan juara tennis WTA 250, Chennai Open India
Janice Tjen setelah mengalahkan K Birrell petenis Australia 6-4, 6-4 pada turnamen tennis Chinnai India Open 2025
Tjen yang akan segera menduduki rangking 50an dunia, adalah petenis pertama generasi Z yang dimiliki Indonesia, setelah Yayuk Basuki di era 90an yang pernah menempati rangking tertinggi 19 dunia. Baru setelah 3 dekade sekarang ini nama Indonesia terdengar lagi di kancah tennis Internasional.
Tjen walau terlambat tampil terjun ke dunia profesional, telah memberi harapan baru pada cabang olah raga yang kurang populer ini. Tjen sendiri sangat berbakat, gaya permainannya mengingatkan pada pemain “cebol” Ashley Barty petenis Australia yang memilih pensiun di puncak karier di usia 26 tahun sebagai rangking 1 dunia. Usia yang sangat muda buat olahragawan profesional.
Dengan munculnya Tjen yang fenomenal, sudah saatnya Indonesia menyiapkan diri berpartisipasi menjadi penyelenggara turnamen tennis Internasional.
Ada beberapa kota yang potensial menjadi penyelenggara turnamen Internasional. Dimulai dari Toba WTA 250, RAJA AMPAT W250, BALI W500, JAKARTA INDONESIA MASTER.
Kementerian olahraga, Kementerian Pariwisata, dibantu Pemda setempat, dengan inisiasif PB PELTI, dapat bekerjasama menyelenggarakan turnamen tersebut setiap tahun.
Disamping ajang unjuk prestasi juga sebagai sarana promosi pariwisata daerah. Setiap even turnamen minimal memerlukan 2 minggu untuk penyelenggaraan turnamen dari kualifikasi sampai pertandingan utama dab final. Momentum tersebut akan sangat mendongkrak perekonomian di kota tempat pertandingan.
Freeport dapat dilibatkan membantu sarana di Raja Ampat di Papua yang menjadi wilayah destinasi pertandingan. Sementara Danau Toba yang dibangun oleh konsorsium Bank Himbara tentunya lebih mudah dari segi pembiayaan. Dan Bali dengan dukungan DANANTARA menjadi pembuktian komitmennya membangun bangsa dari sektor olahraga.
Gotong royong demikian tidak sulit menjadikan Indonesia sebagai negara penyelenggara turnamen tennis berkelas Internasional
Untuk moment dan event jangka pendek bergengsi PB PELTI dapat mengajukan diri menjadi penyelenggara Final WTA yang diadakan setiap akhir tahun. Tahun ini , 1- 8 November 2025 Ryadh Arab Saudi adalah kota yang menjadi penyelenggaranya.
PB PELTI bisa mengajukan diri jadi penyelenggara Final 2026 atau setidaknya Final 2027, Indoor maupun Outdoor di lapangan hardcourt.
Masalahnya, adakah interest Erick Tohir selaku Menpora, Widiyanti Menteri Pariwisata dan Nurdin Halid Ketum PELTI?
Jangan biarkan Janice Tjen juara sendirian di tengah potensi petennis muda lain yang sedang meniti karir dengan keterbatas dukungan.
Satu hal positip, BANK BCA, dengan komando opa Budi Hartono sudah ambil bagian sebagai sponsor Tjen.
Dukungan sponsorship menjadi sangat penting dalam olahraga tennis yang relatif mahal. Selanjutnya kita tunggu supporting BCA, untuk membawah Tjen ke Ashley Barty Academy sebelum Australia Ppen yang akan digelar awal tahun depan. Ayolah opa Budi.
Kelapa Gading, 2 Nop 2025



















