Para pendiri bangsa mewariskan filosofi hidup bernegara bernama Pancasila. Kesatuan 5 sila pedoman keharmonisan hidup berbangsa itu bukan hasil rumus atau otak atik mistik, tetapi hasil rangkuman kebijaksanaan, keluhuran dan kesetaraan hak hidup setiap insan yang meyakini Indonesia adalah tanah airnya. Pancasila menjadi dasar kesepakatan masyarakat membentuk sebuah negara, tanpa pedoman itu mustahil kita bisa tetap bernama Negara Kesaruan Republik Indonesia hingga hari ini.
Hari lahir Pancasila yang diperingati setiap tanggal 1 Juni menjadi penanda, pengingat sekaligus momentum retrospeksi bangsa yang sudah sekian lama berdiri ini perekat keutuhan dan persatuannya karena ada Pancasila. Memperingati 1 Juni sebagai hari lahir Pancasila adalah wujud kecintaan kita kepada tanah air, tempat kita lahir, dewasa, mengabdi hingga akhir hayat.
Ormas Kebhinekaan lintas Agama dan Budaya, Pejuang Nusantara Indonesia Bersatu (PNIB) mengucapkan selamat hari Lahir Pancasila 1 Juni 2024. PNIB hingga hari tetap konsisten menjaga dan mengawal Pancasila dari serbuan ideologi dan paham asing yang marak masuk ke sendi-sendi bangsa.
“Pancasila sudah final, NKRI harga mati, Indonesia tanpa koma. PNIB akan kawal semampu yang kami bisa, jaga sekuat nafas kita. Bukan sekedar berkata-kata, rekam jejak PNIB selama beberapa tahun masih ada. Apa yang sudah kita lakukan demi bangsa yang kita cintai ini” ungkap Gus Wal selaku ketua umum PNIB kepada awak media.
Kesaktian Pancasila sudah terbukti mampu melewati berbagai gangguan baik dari luar maupun dari dalam. Mengganti dasar negara Pancasila berarti menggugurkan negara bernama Indonesia, untuk itu PNIB menghimbau penguatan pemahaman nilai-nilai Pancasila itu menjadi sebuah kewajiban, bukan sekedar dihafal.
“Kolompok anti Pancasila silih berganti datang dan pergi usai gagal merongrong. Selama masih ada kita yang setia menjaganya, serangan sedahsyat apapun akan kalah dengan keteguhan kita mengawal selama puluhan tahun. Sedetik kita lengah, mereka akan datang dengan bertopeng Nasionalis padahal sesungguhnya Kolonialis. Muncul bermanis-manis padahal sesungguhnya teroris. Tampil berdandan agamis padahal sesungguhnya Wahabis. Semua dilakukan atas dasar menolak Pancasila yang membuat bangsa ini utuh dan sulit dipecah belah. Saatnya Indonesia setara untuk semua golongan. Kesetaraan yang terkandung dalam Pancasila bukan untuk satu golongan meskipun mayoritas. Tetapi kesetaraan sebagai sesama manusia, mahluk ciptaan Allah SWT Tuhan Yang Maha Esa ” imbuh Gus Wal.
Diakhir pernyataannya Gus Wal dan PNIB mengajak kepada seluruh komponen anak bangsa dari semua golongan, suku, agama dan budaya untuk bersama sama bersatu bergandengan tangan
Baca Juga : Silaturahmi Kebangsaan PNIB dan Gema Budhi Rayakan Waisak Di Borobudur, Rajut Persatuan dan Kesetaraan
“Mari kita saling berangkulan menjadikan Pancasila sebagai pedoman dasar hidup bermasyarakat berbangsa dan bernegara dalam persatuan dan kesetaraan. Bersama kita jaga kampung desa lingkungan kita dari paham ideologi anti Pancasila yakni wahabi Khilafah yang merupakan bibit, tunas dan cikal bakal lahirnya intoleransi, separatisme radikalisme terorisme. Mari kita tolak dan lawan mereka bersama sama” tutup Gus Wal