Scroll untuk baca berita
Jasa SEO Murah Terdekat
Artikel

Jalan Panjang Tambang Emas Freeport

5
×

Jalan Panjang Tambang Emas Freeport

Sebarkan artikel ini

Penulis : Dahono Prasetyo

Bumi Papua -dahulu bernama Nugini- wilayahnya meliputi daratan berbentuk burung Cendrawasih. Potensi SDA yang fantastis menjadikan wilayah Papua menjadi perebutan 6 negara besar.

Spanyol, Inggris, Jerman, Australia, Belanda dan Amerika. Spanyol menjadi negara pertama yang menemukan pulau Papua, disusul Jerman dan Inggris yang berhasil membentuk pemerintahan di wilayah “ekor burung” yang kemudian menjadi negara Papua New Guinea.

Negara Eropa lain menyusul melakukan invasi ke pulau tersebut, salah satunya Belanda yang menguasai wilayah barat Papua dari kepala burung hingga wilayah tengah. Kekalahan Belanda pada perang Kemerdekaan Indonesia mengharuskannya hengkang dari bumi Papua. Presiden Soekarno dalam operasi pembebasan Irian Barat berhasil menyatukan wilayah bekas jajahan Belanda itu ke pangkuan Indonesia.

Penyerahan wilayah Irian barat oleh Belanda yang “setengah hati” itu tidak lantas Indonesia sepenuhnya menguasai. Konflik Soekarno dengan Amerika selepas terbunuhnya John F Kenedy menyiratkan sebuah skenario besar dari Belanda yang notabene adalah sekutu Amerika.

Penemuan gunung emas oleh ahli geologi Belanda Jean Jacques Dozy yang bocor di telinga Amerika membuat Indonesia menjadi target penguasaan SDA oleh Eropa. Alhasil Soekarno yang paham potensi Papua lebih dari yang mereka bayangkan, harus mengalami kudeta berdarah di tahun 1965. Sukarno jatuh, Suharto dan Amerika bersepakat membangun Indonesia lengkap dengan kompensasi gunung emas terbesar di dunia.

Penduduk Papua/Nugini/Irian sudah merasakan terombang-ambing nasibnya oleh konflik perebutan kekuasaan pada akhirnya memutuskan berupaya merdeka. Dalam perjalanan waktu Amerika tidak puas dengan Freeport yang telah dikeruk hingga menjadi negara adi daya. Wilayah Papua harus merdeka dari Indonesia atas bantuan Amerika dan sekutunya.

Jadi selama masih ada Freeport Amerika di Papua, selama itulah rakyat Papua akan menuntut kemerdekaan. Rezim Orde Baru hanya sekedar membasmi gerakan separatisme yang “seolah olah” mengganggu Freeport, namun tak berdaya menghentikan asupan senjata berlabel NATO. OPM menjadi duri dalam daging namun tak kuasa terobati.

Pemerintah dari waktu ke waktu punya strategi berbeda dalam melihat kemelut abadi di Papua. Pembangunan infrastruktur era Jokowi dikebut seiring perjuangan diplomasi divestasi Freeport. Infrastruktur untuk rakyat Papua, sedangkan divestasi saham Freeport untuk penegasan kedaulatan negara terhadap “kepemilikan” Papua.

Secara tersirat pemerintah ingin mengatakan, tambang emas boleh sebagian milik Amerika, tapi Infrastruktur dan rakyat Papua milik Indonesia.

Hingga akhirnya membasmi OPM dan KKB didikan Amerika menjadi lebih mudah, karena pemerintah punya legitimasi kuat di rakyat Papua. OPM dan KKB sudah tidak didukung oleh warganya sendiri.

Mereka akan redup dengan sendirinya tanpa harus menunggu operasi militer. Pemerintah sengaja tidak ingin memulai pembersihan OPM yang akan berimbas konflik kemanusiaan “pancingan” rekayasa Amerika.

Pahami Papua bukan di hari ini. Sejarah penggulingan Soekarno dan Kenedy demi Freeport menjadi pembelajaran sejarah yang mahal.

SDA itu asset bangsa, kekuasaan yang menentukan akan bermanfaat untuk kemaslahatan banyak warga atau sekelompok elite saja***

Jasa Pembuatan dan Maintenance Website Murah

Tinggalkan Balasan

Jasa SEO Murah Terdekat