Scroll untuk baca berita
Jasa Halaman 1 Google Jasa SEO Murah
Politik

Antara Ganjar, Israel dan Delusi Politik

51
×

Antara Ganjar, Israel dan Delusi Politik

Sebarkan artikel ini

Jakarta – Kabarnusa.id | Situasi geopolitik berubah drastis dalam beberapa pekan ini. Konflik di timur tengah selama beberapa dekade akhirnya melahirkan perang terbuka antara Iran dan Israel. Banyak pihak menyalahkan agresi militer Israel yang memulai konflik dengan menyerang Iran.

Tidak ketinggalan mayoritas warga Indonesia yang selama ini pro Palestina menyalahkan tindakan Israel sebagai bentuk neo kolonialis.

Namun ada satu peristiwa yang barangkali sebagian kita lupa atau pura-pura tidak terjadi. Menjelang Pemilu 2024, tepatnya pada Maret 2023 ada seorang tokoh politik yang menolak kehadiran Israel dalam event olah raga sepak bola.

Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo secara tegas menyatakan penolakan kehadiran Israel dalam perhelatan final Piala Dunia U20. Jawa Tengah menjadi salah satu venue penyelenggaraan putaran final olah raga paling popular sejagad tahun 2023.

Pernyataan Ganjar menjadi pemicu pembatalan Indonesia menjadi tuan rumah sekaligus peserta Piala Dunia oleh FIFA. Jutaan hujatan ditujukan kepada Ganjar yang saat itu belum dideklarasikan menjadi Capres. Tidak ketinggalan PDIP kena getah kemarahan publik atas pernyataan Ganjar.

Ganjar dan PDIP dianggap tidak Nasionalis.

Apa yang terjadi saat ini seolah menjadi jawaban dari kontroversi pernyataan Ganjar. Publik mengutuk aksi serangan Israel yang berpotensi memicu pecahnya Perang Dunia III.

Penolakan Ganjar pada 2023 murni pertimbangan Politik di luar olah raga.

Bahwa event olah raga jika sudah mewakili negara dimanapun akan selalu membawa kepentingan politik. Negara yang diwakili atlet punya kedaulatan yang tidak bisa diintervensi oleh negara lain. Beberapa peristiwa atlet mundur dari pertandingan karena dilarang memakai hijab pada pertandingan olah raga Internasional itu politik juga.

Ganjar menganggap Israel menjadi negara yang sedang bermasalah dengan politik Internasional. Arahan PDIP untuk menolak Israel punya dasar hukum sejarah.

Bung Karno berkomitmen pada kemerdekaan Palestina atas penjajahan Israel. PBB memerintahkan Israel menghentikan pendudukan wilayah Palestina itu hukum Internasional yang hingga hari ini diabaikan Netanyahu.

Modal menjadi politikus yang juga negarawan adalah konsistensi dan komitmen. Ganjar telah mengambil opsi itu dengan konsekwensi politik yang harus diterimanya.

Bagi yang dulu “ngamuk” ke Ganjar gegara membela Israel tiba-tiba sekarang ganti memaki-maki negara para Yahudi, silahkan bercermin.

Persoalan politik bagi individu hanya butuh waktu masuk dari panca indra ke dalam otak. Ada yang cepat ada pula yang butuh bertahun-tahun baru nyampe. Celakanya ada yang salah kamar masuk ke hati, jadinya “kaum ngamukan”

Jasa Pembuatan dan Maintenance Website Murah

Tinggalkan Balasan

Jasa Halaman 1 Google Jasa SEO Murah