Yogyakarta – Kabarnusa.id | Untuk kesekian kalinya kota Budaya Yogyakarta menjadi lokasi kirab merah putih oleh ormas lintas Agama, tradisi dsn kebhinekaan Pejuang Nusantara Indonesia Bersatu (PNIB). Loong march sejauh 2 km tersebut digelar Minggu pagi 18 November 2025 dari, dimulai dari halaman gedung DPRD hingga titik nol kilometer depan monumen SO 1 Maret.
Diikuti sekitar 500 peserta dari berbagai elemen masyarakat, aksi Nasionalisme tersebut diberi tajuk : Kirab Merah Putih dan Parade Budaya Nusantara menghadirkan bendera merah putih sepanjang 2 x 300 meter. Diarak dan dikawal oleh berbagai atraksi kesenian dna tradisi.
“Sungguh berbahagia sekali kita hari ini bisa berkumpul dalam momentum di kota budaya dan tradisi Yogyakarta. Ada komunitas warga Papua, Madura, Kalimantan dan berbagai daerah lainnya. Beriringan mengawal merah putih. Diiringi berbagai kesenian tradisi lintas budaya ada Bergodo, gedruk, prajurit kraton dan barongsai. Perwakilan 5 Agama juga turut hadir menambah kebhinekaan secara utuh.” jelas AR Waluyo Wasis Nugroho (Gus Wal) Ketum PNIB selaku pemrakarsa acara.
Seluruh peserta kirab sepakat untuk menjadikan tgl 16 November sebagai hari toleransi. Mendorong pemerintah untuk lebih serius mengusut aksi intoleransi karena berbagai perbedaan.
“Kita bisa bersama mengawal merah putih ini karena rasa toleransi. Menjadi bukti kepada Pemerintah tentang pentingnya penetapan hari Toleransi. Budaya kita bukan hanya Jawa, Papua, Kalimantan Islam Kristen, Hindu, Kong Hu Chu. Budaya kita sesungguhnya adalah rasa toleransi dan gotong royong. Keduanya menjadi hal yang paling ditakuti oleh kelompok sarapatigenah yang masih berkeliaran di sekitar kita. Mereka tidak ingin bangsa ini bersatu, berusaha memecah belah dengan aksi intoleransi agar kita saling bermusuhan sesama anak bangsa” imbuh Gus Wal.
Menurut Gus Wal, aksi kirab budaya Nusantara ini menjadi aksi nyata yang sangat terasa dampaknya di masyarakat. Yogyakarta sebagai barometer keharmonisan kehidupan majemuk selalu fenomenal dalam melahirkan ide-ide kebangsaan.
“PNIB dan seluruh yang hadir hari ini tidak sekedar omon-omon cinta NKRI di medsos. Kami melakukan aksi nyata bukan untuk viral, tetapi menularkan spirit toleransi dan keberagaman secara masif. Kami akan hadir di Surabaya tanggal 30 November dan Jakarta 14 November. Kita sebarkan virus toleransi tanpa harus diberi gelar Pahlawan” tutup Gus Wal

Acara kirab dan Parade Budaya Nusantara berakhir di titik nol kilometer. Di atas panggung depan Gedung Agung, seluruh perwakilan peserta elemen masyarakat sepakat melakukan deklarasi hari toleransi. Ditutup dengan lagu Padamu Negeri, acara minggu pagi tersebut memecahkan rekor jumlah perwakilan peserta yang ikut berpartisipasi. Penonton berbagai usia yang memenuhi sepanjang jalan Malioboro mengapresiasi sebagai edukasi sekaligus hiburan berbagai atraksi kesenian.(DePe)



















