PATI, Kabarnusa.id – Hujan deras yang melanda kawasan Pantura membuat banjir di beberapa kota. Selain kota Semarang, Kabupaten Pati juga dilanda banjir.
Hujan intensitas tinggi yang turun sejak semalam hingga Rabu (13/3) siang membuat Kecamatan Kayen kembali diterjang banjir bandang.
Penyebab banjir diperkirakan karena hujan berdurasi panjang, yang menguyur di wilayah selatan Kabupaten Pati Pegunungan Kendeng sejak Selasa malam (12/3) hingga Rabu (13/3) hingga siang.
Kepala Pelaksana Harian (Kalakhar) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pati, Martinus Budi Prasetya mengatakan banjir melanda belasan desa dan RSUD Kayen dengan ketinggian banjir mencapai setinggi lutut orang dewasa semenjak dini hari tadi.
Martinus menuturkan, air menggenangi area Alun-alun Kecamatan Kayen dan wilayah di sekitarnya. Banjir terparah yang terjadi di depan RSUD Soewondo Kayen kerap terjadi di setiap tahunnya.
“Penyebab banjir karena air dari daerah atas, Slungkep, Sumbersari, air turun ke wilayah Kayen tepatnya di depan RSUD Kayen,” kata Martinus saat dikonfirmasi wartawan, Rabu (13/3).
Ia menyebut, banjir terjadi dikarenakan beberapa faktor seperti saluran air di wilayah Alun-alun Kayen yang tidak berfungsi sebagaimana mestinya.
Menurut Martinus, banyak saluran air di wilayah Kecamatan Kayen yang sudah beralih fungsi. Yakni berubah menjadi bangunan pribadi, warung, usaha maupun bisnis lainnya.
Selain itu, lanjut Martinus, kawasan hutan di Pegunungan Kendeng juga banyak yang beralih menjadi lahan pertanian dan area pertambangan batu kapur. Hal ini menjadi salah satu faktor penyebab banjir dikawasan Pati selatan.
“Penyebab karena rusaknya hutan daerah tangkapan air di sebelah atas. Hutan yang semestinya menjadi fungsi lindung sudah berubah menjadi tanaman semusim utamanya jagung,” jelas dia.
Ia berharap, agar banjir di Alun-alun Kayen terjadi setiap tahun dapat teratasi, pemerintah harus menghentikan alih fungsi lahan hutan menjadi lahan pertanian dan pertambangan dihentikan. Kemudian, dilakukan reboisasi terhadap lahan kritis yang ada di Pegunungan Kendeng.
Tak hanya itu, masyarakat juga harus sadar akan fungsi sebenarnya saluran air di sekitar Alun-alun Kayen.
“Kemudian, kesadaran masyarakat untuk memelihara saluran air itu juga tidak ada,” tukasnya.
Petugas BPBD Pati mengerahkan perahu karet untuk mengevakuasi warga Kayen yang kebanjiran.