Kabarnusa.id – Jakarta | Untuk pertama kalinya dalam sejarah perjalanan demokrasi Indonesia, pemilihan umum kepala daerah (pilkada) berlangsung serentak di seluruh Indonesia yang akan digelar pada 27 Nopember 2024.
Reformasi yang melahirkan kebebasan berdemokrasi selama hampir tiga puluh tahun ternyata belum melahirkan sistem penyelenggaraan pemilu yang ideal melahirkan pemimpin yang lahir dari proses yang mengedepankan kaderisasi dan meritokrasi.
Pemilu masih dimaknai hanya untuk kepentingan elektoral dan kekuasaan. Dengan aturan yang belum rigid membuka peluang terjadinya pelanggaran pemilu yang tak bisa dijangkau oleh Badan Pengawas Pemilu. Sebagian besar partai politik lebih memasang calon populis ketimbang repot lahirkan dari proses kaderisasi.
Hasil pilpres dan pileg 2024 menunjukkan buruknya kualitas penyelenggaraan demokrasi. Nyaris pelanggaran syarat usia terulang untuk calon kepala daerah di pilkada 2024. Beruntung upaya itu digagalkan oleh gerakan mahasiswa dan aktifis pro demokrasi yang membatalkan revisi Undang-undang pilkada.
Sehingga ada sedikit harapan kontestasi pilkada dapat melahirkan pilihan yang relatif lebih baik.
Oleh karena itu pendidikan politik sebagai upaya mencerdaskan pemilih harus dilaksanakan secara terus menerus. Utamanya menyasar kelompok masyarakat kelas bawah atau akar rumput yang sangat rentan dipolitisasi oleh penguasa dengan bansos yang bersumber dari APBN.
Demikian menurut Ketua Presidium Nasional Jangkar Baja, I Ketut Guna Artha yang dipanggil Igat.
“Data-data ekonomi yang ada mencemaskan kami atas masa depan ekonomi Indonesia.
Indikatornya dengan harga barang yang terus mengalami kenaikan, menurunnya jumlah kelompok kelas menengah yang berkontribusi besar pada pajak dan konsumsi, lalu terjadi deflasi, menurunnya daya beli masyarakat,” Igat.
“Kemudian pasokan barang yang tersedia tak banyak terserap. Ini menjadi pukulan berat terutama di sektor industri tekstil dan manufaktur. Pabrik-pabrik tekstil bangkrut yang berdampak pemutusan hubungan kerja (PHK) puluhan ribu pekerja. Sehingga makin banyak usia produktif kehilangan penghasilan. Jika makin banyak masyarakat kehilangan pekerjaan dan penghasilan maka kami khawatirkan akan menurunkan kualitas demokrasi,” lanjut Igat.
“Total Pemutusan Hubungan Kerja ,(PHK) per Oktober hampir enam puluh ribu tenaga kerja. Paling banyak terjadi di DKI Jakarta sebesar 14.501 orang, Jawa Tengah sebesar 11.252 orang, Banten mencapai 10.254 orang,”
Sebagai bentuk tanggung jawab sosial untuk mengedukasi pemilih, relawan Jangkar Baja melaksanakan Pendidikan Politik Akar Rumput yang secara khusus menyasar ibu-ibu rumah tangga di sejumlah kampung pemukiman di Jakarta.
“Program ini telah kami laksanakan di Jalan Pengairan Pesing Koneng Kelurahan Kedoya Utara, Kecamatan Kebonjeruk, Jakarta Barat pada Selasa, 22/10/2024 dilanjutkan di Jalan Pahlawan, Kelurahan Sukabumi Selatan, Kecamatan Kebonjeruk,
Jakarta Barat pada Jumat, 25/10/2024 dan di Jalan J, Gang Perintis, Kelurahan Kebonbaru, Kecamatan Tebet, Jakarta Selatan pada Sabtu, 26/10/2024,” Igat.
“Kami memberikan pendidikan politik dasar sebagai warga negara menyasar kepada emak-emak warga Jakarta karena mempertimbangkan alasan bahwa mereka yang paling merasakan jika terjadi krisis ekonomi sehingga paling rentan diiming-imingi sembako untuk menjadi pemilih tak rasional,” Igat.
“Dari tiga lokasi yang telah kami laksanakan rata-rata mereka tahu akan ada pemilihan Gubernur – Wakil Gubernur Jakarta. Tahu ada tiga pasangan calon. Tingkat pengenalan mereka kepada calon juga cukup baik. Dan calon yang paling mereka kenal adalah sosok Bang Doel Rano,” lanjut Igat.
Igat menegaskan bahwa Gubernur dan Wakil Gubernur Jakarta harus mampu memenuhi dengan baik kebutuhan mendasar warga Jakarta yakni kesehatan, pangan dan pendidikan.
“Orang sakit jangan sampai dipersulit mendapat pelayanan, kebutuhan pokok ketersediaannya terjaga dengan harga terjangkau.
Jikalaupun pemerintah bagi-bagi sembako maka tak akan menyelesaikan persoalan kemiskinan. Karena persoalan mendasar harus diatasi oleh pemerintah yakni pendidikan. Oleh karena itu program yang sudah bagus seperti Kartu Jakarta Pintar dan Kartu Jakarta Sehat akan tetap dilanjutkan oleh Mas Pram – Bang Doel,” Igat.
“Sebelumnya, program pendidikan politik akar rumput dari Jangkar Baja telah dilaksanakan di Jalan Haji Ali RT 04 RW 06, Kelurahan Cipete Selatan, Kecamatan Cilandak, Jakarta Selatan pada Kamis, 17/10/2024 dilanjutkan di Jalan Kirai RT. 003 RW. 01, Kelurahan Cipete Utara, Kecamatan Kebayoran Baru,
Jakarta Selatan pada Jumat, 18/10/2024 dan di Jalan Tanah Sereal 17 RT 007/08 Kelurahan Tanah Sereal, Kecamatan Tambora, Jakarta Barat pada Sabtu, 19/10/2024,” Igat.
“Berbagai aktifitas program diantaranya kampanye edukatif melalu media sosial, canvasing dari rumah ke rumah, pendidikan politik kepada akar rumput, tentu harapan kami adalah bagaimana dapat memenangkan hati rakyat Jakarta untuk memilih pasangan terbaik Mas Pram – Bang Doel Rano,” pungkas Igat