Scroll untuk baca berita
ArtikelWisataWonosobo

Tjor Kopie Wonosobo, Kedai Kopi Nuansa Vintage Bertema Klinik Inspirasi Dengan Menu Amazing Kopi dan Keunikan Konsep Bayar Seikhlasnya

28
×

Tjor Kopie Wonosobo, Kedai Kopi Nuansa Vintage Bertema Klinik Inspirasi Dengan Menu Amazing Kopi dan Keunikan Konsep Bayar Seikhlasnya

Sebarkan artikel ini
Nuansa klasik interior Tjor Kopie di Jl. Argopeni/Hasim As'ary No 21 Wonosobo (foto Dok-KN)

Kabarnusa.id – Wonosobo |  Berada di kota Wonosobo punya 1001 alasan yang bikin kita betah. Hawa yang sejuk, ramahnya penduduk, tempat wisata alam dan budaya yang tiada duanya, oleh-oleh khas yang sayang dilewatkan begitu saja. Kuliner lokal yang menggoda selera, tempat makan legendaris , juga kedai-kedai kopi bercita rasa khas.
Bicara kedai kopi ada salah satu kedai kopi yang memberi warna dalam khazanah perkopian Wonosobo. Kedai Kopi tersebut adalah Tjor Kopie. Kedai kopi bernuansa djadoel alias tempo doeloe ini berdiri sejak November 2018.

Nuansa Vintage

Tjor Kopie menempati rumah yang terletak di pusat kota di jalan Argopeni/Hasim As’ary No 21 Wonosobo. Bangunannya masih mempertahankan desain asli dari awal rumah tersebut dibuat. Mulai dari dinding yang bercat putih, ubin lantai yang klasik, perabotan yang bernuansa ke masa lalu.

Masuk ke dalam Tjor Kopie , kita bakal langsung merasakan suasana vintage yang sangat kental. Ruang terasnya dapat menampung 6 kendaraan bermotor. Ruang tengah yang bagian paling depannya berisi alat musik untuk sesi nge-Jamz, meja dan kursi pengunjung serta meja bar sebagai ruang seduh. Di belakang ruang tengah ada ruang santai dengan deretan meja kursi full aroma klasik. Setelah itu ruang belakang yang terdapat kamar mandi, ruang makan dan ruang podcast. Kamar kamar berjejer di sebelah ruang tengah dari belakang ke depan. Kamar yang paling depan kemudian dialihfungsikan menjadi tempat kongkow.

Ownernya Penyeduh Kopinya

Adalah mas Kurniawan Teguh Setyabudi atau yang akrab dipanggil mas Wawan ownernya Tjor Kopie yang juga sekaligus menjadi tukang seduh untuk pesanan kopi di kedainya. Mas Wawan ogah disebut sebagai barista, senang dinamai tukang cor kopi atau penyeduh. Toh barista ujungnya ya nyeduh juga katanya. Mas Wawan mendapatkan ilmu menyeduh kopi dari belajar formal dan mengembangkannya dengan interaksi dengan sesama penyeduh kopi. Nama Tjor Kopie supaya gampang diingat dan njawani. Mas Wawan dulunya bekerja di bank plat merah yang mengajukan pensiun dini untuk kemudian membangun usaha sendiri.

Kurniawan Teguh Setyabudi atau yang akrab dipanggil mas Wawan ownernya Tjor Kopie yang juga sekaligus menjadi tukang seduh kopi (foto Dok-KN)

Menu Andalan: Amazing Coffee Wonosobo

Jangan berekspektasi memesan minuman kekinian, disini pesanlah manual brew: kopi saring atau toebroek. Untuk kopi susu yang tersedia kopsu Vietnam Drip dan kopsu toebroek. Tidak ada makanan berat, yang ada ya makanan ringan saja.

Tjor Kopie bermadzhab pada penyajian kopi yang berasal dari bean bean yang sudah diakrabi oleh sang penyeduhnya. Perihal asal bean tidak fanatik, bean nusantara ok, bean lokal ok. Prosentasenya lebih banyak menyediakan bean lokal sebagai daily menu sedangkan bean nusantara sebagai seasonal menu. Menjadikan bean lokal prioritas merupakan misi bagaimana kopi Wonosobo benar dalam keseluruhan proses dan sebagai tanggung jawab dalam memaksimalkan potensi kopi Wonosobo yang istimewa.

Menurut mas Wawan kopi Wonosobo adalah Amazing Coffee yang mewakili hampir seluruh karakter kopi nusantara. Maka di Tjor Kopie tersedia lah amazing coffee Wonosobo yang berasal dari bean bean: Slukatan; Pakuwojo; Bismo; Pringapus Mlandi dan Sindoro.

Keunikan Tjor Kopie: Bayar Seikhlasnya

Menjalani usaha, termasuk buka kedai kopi tentu berorientasi mendapatkan keuntungan finansial. Untuk itu umumnya di kedai kopi mematok harga dari menu yang tersedia. Dimana harga tersebut dihitung dari HPP dan besaran proyeksi keuntungannya. Lha di Tjor Kopie koq malah bayar seikhlasnya?. Betul. Untuk pesanan amazing coffee, pelanggan membayar seikhlasnya. Yang dipatok harga adalah di makanan ringan dan kopi susu. Sungguh unik. Ada juga sih kedai yang terapkan “bayar seikhlasnya”, namun hanya berlaku pada bean tertentu atau hari tertentu. Di Tjor Kopie tidak. Konsep “bayar seikhlasnya” itu berlaku pada semua bean amazing coffee dan tidak hanya hari tertentu. Bisa dikatakan jika di tempat lain “bayar seikhlasnya” itu strategi promo, maka di Tjor Kopie “bayar seikhlasnya” merupakan identitas. Unik kan??

Filosofi Tjor Kopie

Tak terasa omon omon saya dengan mas Wawan hampir selama 2 jam. Menyesap kopi sembari mengobrol dengannya seperti menghasilkan efek terang di kepala, seakan kanal kanal pikiran menjadi terbuka. Hal yang saya garisbawahi dari obrolan dengan mas Wawan adalah “Mental Building”, sesuatu yang memengaruhi pikiran dan geraknya dalam implementasi di Tjor Kopie yang didapatnya dari masa dia bekerja di Bank llat merah. Apa yang diperbincangkan menjadi semacam filosofi dari kedai itu sendiri.

Seperti tentang hidup yang mengalir, tidak suka keriwehan (repot) namun menjadikan pengalaman sebagai referensi. Tentang usaha untuk survive dan bukan untuk kaya, tentang tanggung jawab pada profesi. Dalam keadaan capek tidak memperlihatkan capeknya- padahal ngantuk tapi tidak memperlihatkan ngantuknya, tidak merasa tersaingi dengan kemunculan kedai baru justru malah dapat mempertahankan jumlah habitat peminum kopi.

Filosofi “bayar seikhlasnya” lah yang terasa paling nancep, disitu ada mekanisme subsidi silang yang pada ujung perhitungan saat selesai kedai tutup menghasilkan nominal yang nyaris sama atau malah lebih dengan ketika dipatok harga. Konsep bayar seikhlasnya, membuat mas Wawan merasa tidak terbebani oleh label kemahalan tapi mekanisme apresiasi pelanggan tercipta dengan sendirinya.

Apresiasi Pengunjung Kedai Tjor Kopie

Untuk memperoleh sudut pandang yang melengkapi, saya mencoba ngobrol dengan pelanggan yang sudah datang sebelum saya datang. Dari perkenalan diketahuilah mereka merupakan mahasiswa Unsiq. Mereka ada 3 orang yaitu : Sulton, Akmal dan Hilmi. Sulton bilang mas Wawan adalah sosok yang asik diajak curhat (termasuk curhat soal cewek , hehe), dari mas Wawan lah Sulton terinfluence untuk membuka usaha kopi sendiri sambil kuliah. Dari Akmal dia menyebut bahwa rasa seduhan kopi lah yang membuat dia kembali. Sedangkan Hilmy mengatakan faktor tempat lah yang menjadikannya datang lagi dan lagi. Ketika kepada mereka ditanya , “apa kesan kalian tentang Tjor Kopie dalam ungkapan 1 kata?”, mereka jawab: “keereeen”. Eh lha kompak ya.

Kata Pakar

Rhenald Kasali sang Profesor Marketing pernah mengungkapkan bahwa minum kopi tidak hanya sekedar hilangkan ngantuk tapi telah jadi bagian gaya hidup yang mencerminkan karakter orang Indonesia yaitu: seneng ngumpul. Terdapat 3 hal penting yang jadi pertimbangan dalam memilih kedai kopi: faktor harga, kualitas menu dan suasana yang nyaman.

Menurut saya, rasa-rasanya Tjor Kopie memenuhi kriteria tersebut diatas. Sebetulnya saya masih pingin berlama lama ngopi dan ngobrol, namun karena jam 15.30 mas Wawan mau keluar ada agenda main bola, ya saya pamit jam 15.25. Setelah pamit , saya “membayar seikhlasnya” di box plastik yang tersedia di meja bar***


Koresponden Liputan : Irham Haros
Editor : Prasetyo

Jasa Pembuatan dan Maintenance Website Murah

Tinggalkan Balasan