Kabarnusa.id – Mimika | Johannes Rettob terlahir sebagai putra daerah terbaik Papua. Teknokrat di bidang komunikasi penerbangan dan perhubungan dengan latar belakang pendidikan di dalam dan luar negeri tidak membuatnya melupakan kampung halamannya. Mimika menjadi simpul pengabdian kepada alam, leluhur dan keyakinannya kepada Sang Pencipta. Bahwa Mimika adalah Rumah Peradaban di Papua yang butuh dikelola dengan menyimpan rapat-rapat ambisi kekuasaan.
Panggilan pulang ka kampung halaman di saat karir, ekonomi dan kehidupannya di Jakarta sudah di atas rata-rata menjadi pilihan yang sulit.
“Saya pulang ke Mimika atas permintaan ibu saya yang saat itu masih hidup” kata John Rettob dalam sebuah acara wawancara dengan stasiun televisi.
Pulang ke Mimika bukan kenyamanan yang ditemuinya, namun keprihatinan pada kondisi masyarakat membuat John memutuskan menjadi pelayan rakyat. Sebagai ahli bidang transportasi John paham kendala terbesar yang menghambat kemajuan peradaban Mimika adalah minimnya akses transportasi dan sarana konektifitas antar wilayah.
“Untuk menjual hasil bumi, bersekolah hingga berobat orang Mimika harus berjalan kaki atau berperahu puluhan kilo. Kehidupan jadi terasa lambat dan kurang efektif namun prihatin dan mengeluh tidak menyelesaikan masalah. Hanya dengan politik semua bisa dibenahi” ungkap John
Menjabat sebagai Kasub Bidang Perhubungan Mimika tahun 2001, John membenahi berbagai sarana infrastruktur dan transportasi. Selama 15 tahun warga Mimika merasakan perubahan besar pada akses antar wilayah. Konektivitas ekonomi merangkak naik, meski belum menyeluruh namun terus berproses menjangkau sejauh mungkin.
Pembangunan bandara, pelabuhan, dermaga hingga akses jalan aspal berhasil membuka sekat-sekat wilayah di Papua Tengah khususnya Mimika yang terisolir puluhan tahun. Buah kerja kerasnya membuatnya dipercaya menjadi wakil Bupati Mimika pada tahun 2019.
John masuk ke dunia politik untuk misi perubahan yang lebih terstruktur dan berkesinambungan. Produk aturan dan kebijakan kepala daerah lebih meluas tidak hanya sektor transportasi dan perhubungan.
Di dunia politik John bisa lebih leluasa mensejahterakan warga, namun dunia politiklah yang juga membuatnya berurusan dengan hukum. Tuduhan dugaan korupsi dan gratifikasi silih berganti menerpa dan harus dihadapi oleh John sebagai sebuah konsekwensi politik.
Dalam carut marut intrik politik, hukum dan keadilan masih berpihak kepada John , dirinya dinyatakan bersih dari segala tuduhan .
“Saya selalu meyakini bahwa kebenaran meskipun diam sesungguhnya sedang bekerja menyerap energi kejahatan, melumpuhkannya” kata John.
Lolos dari percobaan kriminalisasi semakin meneguhkan John untuk bisa lebih lama menjadi pelayan warga Mimika. Menjadi kandidat kepala daerah Mimika bersama Emanuel Kemong pada Pilkada 2024 sebagai bentuk uji kepercayaan warga kepada John. Seberapa banyak masyarakat sepakat dengan visi dan misi John Retob-Emanuel Kemong (JOEL) untuk 5 tahun ke depan ditentukan dalam pemungutan suara 27 November 2024 lalu.
Dan sekali lagi John menunjukkan kelayakan dirinya menjadi Bupati Mimika bersama Emanuel Kemong. Kepantasannya melayani warga Mimika maju bergerak bersama 5 tahun ke depan. Dipercaya mayoritas warga pemilik suara rasional yang menginginkan Mimika dipimpin oleh kepala daerah yang jauh dari ambisi, dekat dengan inovasi.
Kado terindah di penghujung tahun 2024. Johannes Rettob selesai melewati hujan badai, saatnya melihat warna-warni pelangi. Untuk Mimika yang lebih baik, lebih berdaulat dan bermaslahat***