Penulis : Yudho Purwoko
“The greatest discovery of my generation is that a human being can alter his life by altering his attitudes of mind” William James
Penemuan terbesar dari Generasiku adalah bahwa manusia bisa mengubah kehidupannya dengan mengubah cara berpikir dan sikap mentalnya. William James
Sejak kecil saya selalu penasaran dengan hidup ini, saya yakin hampir semua anak kecil akan seperti itu. Penasaran tentang hidup, tentang benda-benda, baik asal-usul, unsur pembentuk, dan hukum-hukum yang mengatur alam ini. Hingga sampai suatu saat saya mengenal teori kuantum. Walau saat itu, masih remaja, dimana buat saya teori kuantum masih sangat abstrak, tapi tidak menyurutkan semangat saya untuk terus membaca tentang dimensi kuatum itu. Tentu saja terma kuantum itu tentang materi berukuran subatomik. Hingga saat ini dalam dunia yang serba mudah dan instan, saya terus penasaran mendalaminya.
Ada salah satu hukum atau prinsip dasar dari dimensi kuantum yang disebut prinsip superposisi. Ini merupakan salah satu konsep utama yang mengungkapkan bahwa sebuah partikel, seperti elektron, dapat berada dalam berbagai keadaan sekaligus, namun berbeda ketika sudah diamati. Sederhananya kondisinya berbeda antara saat tidak diamati dan saat diamati
Teori ini didasarkan pada sebuah eksperimen eksperimen dua celah (double-slit experiment), oleh Thomas Young pada tahun 1801. Eksperimen ini pada awalnya dirancang untuk menunjukkan sifat gelombang cahaya, tetapi kemudian menjadi dasar bagi pemahaman mekanika kuantum. Ketika elektron ditembakkan melalui dua celah tanpa diamati, hasilnya adalah pola interferensi di layar.
Ada banyak bercak titik terjadi. Hal ini dan menunjukkan bahwa elektron berada dalam keadaan superposisi (menyebar di banyak tempat) dan bertindak seperti gelombang. Namun, ketika dilakukan pengamatan, pola interferensi menghilang, dan di layar hanya membentuk dua titik sesuai dengan celah yang dilaluinya. Hal ini menyimpulkan bahwa pengamatan memengaruhi hasil akhir. jika tidak diamati kembali akan menunjukkan adanya pola interferensi dan banyak bercak titik.
Walaupun eksperimen ini berbicara tentang partikel subatomik, prinsip dasarnya serupa dengan yang terjadi dalam proses manifestasi atau penciptaan realitas di alam ini yaitu bahwa pikiran manusia (subjek pengamat) memiliki kekuatan dalam mempengaruh realitas seperti halnya pengamatan yang memengaruhi perilaku partikel kuantum. Mengapa begitu.., karena pada dasarnya pancaran yang dihasilkan pikiran manusia itu adalah gelombang yang ukurannya bisa sama atau bahkan lebih halus dari partikel subatomik. Dari Eksperimen itu sendiri dapat diambil kesimpulan :
- Partikel subatomik memiliki dualitas: bisa bersifat partikel dan bisa bersifat Gelombang
- Pikiran Pengamata mempengaruhi partikel/gelombang
Pikiran Sebagai Energi Kreatif
Mungkin kita semua pernah mendengar atau membaca tentang orang-orang sukse di dunia ini selalu mengatakan bahwa jika kita ingin sukses terhadap tujuan kita, maka kita harus fokus. Semua energi pikiran kita tujukan pada apa yang sedang kita kerjakan. Sebenarnya hal ini sejalan dengan hukum manifestasi, “energi mengikuti pikiran” (energy follows thought) bahwa apa yang kita pikirkan secara mendalam dan fokuskan akan menarik energi untuk membentuk realitas sesuai dengan apa yang kita inginkan.
Misalnya, seseorang yang sungguh-sungguh menginginkan kesuksesan mungkin cenderung bertindak, berpikir, dan berperilaku dengan cara yang mendukung tercapainya tujuan tersebut. Dalam perspektif ini, pikiran berperan seperti pengamat dalam eksperimen kuantum: ia menentukan bentuk akhir dari potensi yang ada.
Superposisi dan Pilihan Kehidupan
Dalam menjalani kehidupan pun, prinsip superposisi berlaku. Sebelum seseorang mengambil keputusan, maka segala kemungkinan potensi ada dalam kehidupan. Serupa seperti elektron yang berada dalam banyak kemungkinan keadaan, dia akan sampai bentuk kepastian saaat diamati, kehidupan manusia juga penuh dengan peluang yang tak terhitung. Ketika seseorang membuat keputusan atau fokus pada tujuan tertentu, mereka “mengamati” salah satu kemungkinan tersebut, sehingga peluang lain mulai menghilang dan realitas mulai terbentuk.
Saya rasa kita semua pernah merasa bahwa ketika kita benar-benar fokus pada sesuatu, hal tersebut seolah-olah lebih sering hadir dalam hidup kita? Misalnya, ketika Anda memutuskan untuk membeli mobil tertentu, tiba-tiba Anda melihat mobil serupa di jalan lebih sering dari biasanya. Hal ini menggambarkan bagaimana fokus pikiran dapat memengaruhi persepsi kita terhadap realitas.
Pengaruh Kesadaran pada Manifestasi
Beberapa pandangan spiritual dan filosofis juga mendukung gagasan bahwa kesadaran manusia adalah kunci untuk menciptakan realitas. Ketika seseorang berpikir secara positif, memvisualisasikan tujuan dengan jelas, dan bertindak selaras dengan keinginan tersebut, mereka menciptakan “pola energi” yang mendukung terwujudnya harapan mereka. Hal ini sejalan dengan prinsip resonansi energi: pikiran yang fokus dan emosional cenderung lebih kuat dalam menarik keadaan yang serupa.
Sebagai contoh, bayangkan seorang pelari yang membayangkan dirinya berhasil mencapai garis finis dengan waktu terbaiknya. Dengan fokus dan dedikasi, dia tidak hanya memotivasi dirinya untuk berlatih lebih keras, tetapi juga menarik peluang yang membantunya mencapai tujuan tersebut, seperti dukungan dari pelatih atau lingkungan yang mendukung.
Nah ini membuktikan bahwa prinsip superposisi kuantum adalah fenomena fisik yang berlaku di tingkat subatomik, sama prinsipnya dengan manifestasi kehidupan dalam ranah energi pikiran, yang berdampak juga pada hal lain seperti psikologi (motivasi), energi, dan filosofi. Meski demikian, hubungan filosofis ini memberikan wawasan menarik tentang bagaimana pikiran, niat, dan fokus dapat memengaruhi perjalanan hidup seseorang.
Menyeimbangkan Logika dan Keyakinan
Gagasan ini mengajarkan kita untuk menghargai kekuatan pikiran dan niat. Sama seperti ilmuwan kuantum yang menyadari bahwa pengamatan dapat mengubah hasil eksperimen, kita dapat memahami bahwa fokus dan kesadaran dapat membentuk cara kita menghadapi tantangan hidup. Dengan berpikir positif, bertindak konsisten, dan percaya pada potensi diri, kita mungkin tidak hanya memengaruhi “partikel energi” di sekitar kita, tetapi juga menciptakan kehidupan yang lebih bermakna dan sesuai dengan tujuan.
Pada akhirnya, baik dalam fisika maupun kehidupan, misteri dan kemungkinan selalu ada. Prinsip superposisi mengajarkan kita untuk melihat dunia tidak hanya dari apa yang tampak, tetapi juga dari potensi yang belum terungkap. Jadi, apa potensi dalam hidup Anda yang sedang menunggu untuk “diamati” dan diwujudkan?***