Kabarnusa.id – Jakarta | Pilkada kabupaten Mimika Papua Tengah diikuti 3 paslon : Johannes Rettob-Emanuel Kemong (JOEL), Maximus Tipagau-Peggi Pattipi (MP3) dan Alexander Omaleng-Yusuf Rombe(AIYE). Ketiganya bertarung memperebutkan 224.514 suara DPT di 18 distrik.
Dinamika politik persaingan ketiga paslon selama 3 bulan masa kampanye yang cukup ketat dan cenderung saling serang melahirkan beberapa catatan penting Demokrasi di kabupaten wilayah tambang emas terbesar di dunia, PT Freeport Indonesia. Pengamat politik Agung Wibawanto dari Litbang Demokrasi yang diwawancarai awak media usai membaca hasil hitung cepat, menyampaikan beberapa hal penting.
“Meskipun quick count muncul dengan berbagai versi dari masing-masing paslon, namun bisa disimpulkan ada dua basis massa besar yang beradu kuat. Yang pertama basis suara massa rasional, mereka berada di kelas menengah di wilayah dengan populasi padat. Basis massa kedua adalah mereka warga menengah ke bawah yang tinggal di pedalaman dan pesisir. Jumlahnya lebih dari separo DPT Mimika” jelas Agung.
Kelompok massa besar dengan parameter ekonomi tersebut menjadi dasar penyusunan strategi ketiga paslon. Perbedaan latar belakang paslon juga menentukan keputusan target massa kubu mana yang akan fokus disasar.
“Latar belakang paslon JOEL dari birokrat cenderung menerapkan strategi rasional dalam strategi sosialisasinya. Paslon MP3 yang dikomando Maximus Tipagau sebagai aktifis sosial kemasyarakatan punya jaringan massa akar rumput besar. Sementara AIYE berlatar belakang pengusaha dan pebisnis lebih fokus strategi transaksional” kata Agung.
Rilis lembaga survey sebelumnya membuka data JOEL memiliki elektabilitas tertinggi dengan 37 %, menyusul MP3 dengan 25% dan AIYE mendapat 22%. Menyisakan sekitar 15% pemilih mengambang yang baru akan menentukan pilihannya pada hari pencoblosan. Dari data tersebut menurut Agung sudah bisa dilihat ceruk suara 15% yang pada masa tenang kemarin gencar diperebutkan .
“Masing-masing paslon sudah punya modal awal pendukung. Elektabilitas JOEL 37% didominasi pendukung rasional. Sementara MP3 dan AIYE berbagi pendukung kelas menengah ke bawah yang cenderung transaksional. Swing voter 15% yang berkarakter transaksional juga cukup besar diperebutkan untuk menambah suara 2 paslon MP3 dan AIYE” imbuh Agung.
Rilis dari situs https://data-pemilu.dev yang menghimpun penghitungan input dari aplikasi Sirekap milik KPU bisa menjadi angka rujukan sementara penghitungan suara berbasis quick count. Untuk Pilkada Mimika JOEL meraih suara sementara 37,29 % bersaing tipis dengan AIYE 34,39 % meninggalkan MP3 dengan 28,32 % suara. Menurut Agung komposisi ini signifikan dengan apa yang disampaikan di atas.
“Meskipun data yang masuk belum mencapai separuh DPT namun dalam kaidah statistik angka-angka tersebut sudah mencerminkan kecenderungan karakteristik pemilih. Angka tersebut tidak akan berubah secara drastis menjadi berbalik, misalnya MP3 tiba-tiba berubah mendapat 40% atau JOEL mendadak turun suaranya menjadi 25%” jelas Agung
KPUD Mimika masih memiliki waktu hingga 16 Desember 2024 untuk melaksanakan real count dan memutuskannya dalam rapat pleno. Siapa paslon yang berpeluang mendapatkan suara terbanyak, semua menunggu hasil resmi dari KPU.
“Saya bukan pendukung salah satu paslon di Mimika, hanya berpendapat obyektif berdasarkan analisa sosial dan statistik. Meskipun kecil, suara rasional kemungkinan besar akan menang melawan suara transaksional yang sudah terpecah diperebutkan 2 paslon” pungkas Agung di akhir pernyataannya***
–
Editor : D. Prasetyo