Boyolali – Kabarnusa | Pilkada Kabupaten Boyolali Jawa Tengah menghasilkan koalisi PDI Perjuangan dan PKS yang mendukung paslon Marsono dan Saifulhaq sebagai cabub dan cawabub Boyolali 2024-2029. Dalam sebuah kesempatan, awak media berhasil mewawancarai Ketua DPD PKS Nur Arifin di kantor DPD PKS Boyolali Tape Baru, Tegalmulyo, Kemiri, Kec. Mojosongo, Kabupaten Boyolali
“Di bulan April kami tanda tangan kotrak kerja sama dengan PDI Perjuangan. Kita adalah partai ideologis dimana PKS membawa ideologi Islam sedang PDI Perjuangan membawa ideologi nasionalisme. Dalam banyak kesempatan PDI Perjuangan dan PKS membangun komunikasi” jelas Nur Arifin mengawali perkacapannya
“PKS dan PDI Perjuangan ibarat punya kesukaan yang berbeda, PKS senang dengan nasi goreng dan PDI Perjuangan sambel letok sehingga di lapangan masyarakat tidak saling berebut, tapi bisa saling bekerja sama. Dalam hal Pilkada kita mencalonkan Marsono dan Saifulhaq dan memenangkan untuk untuk lima tahun ke depan membangun Boyolali” lanjut Nur Arifin.
Nur Arifin menjelaskan strategi kolaborasi PKS dan PDI Perjuangan untuk memenangkan paslon Nasionalis religius yang diusung.
“Untuk memenangkan pilkada Boyolali PKS sepakat dengan PDI Perjuangan untuk mengamankan posisi suara masing-masing. Suara PKS 50.000 sementara PDI Perjuangan mendapatkan 490.000, PKS mendapat 4 kursi dan PDI Perjuangan mendapat 36 kursi jadi kalau PKS mengamankan suara PKS dan PDI Perjuangan mengamankan suara PDI Perjuangan untuk mencoblos Marsono Saifulhaq sudah dipastikan menang dan mendapat suara di atas 50 % karena jumlah suara sah di Boyolali 655.000 dari jumlah DPT di atas 800.000” ungkap Nur Arifin.
Menanggapi suara PDI Perjuangan ada yang setia pada Jokowi dan setia pada arahan partai, Nur Arifin menjelaskan lebih lanjut.
“Pilpres Ganjar menang di Boyolali tapi suara Ganjar tidak berbanding lurus dengan kemenangan PDI Perjuangan yang jauh lebih besar. Namun tidak seperti Pilpres, Pilkada berbeda pemilih untuk kepentingan lokal dan tentu PDI Perjuangan akan menjaga marwah partai termasuk PKS juga. Untuk memenangkan Pilkada bagaimanapun di Boyolali kita punya basis massa yang besar” jelasnya.
“Untuk kemaslahatan umat, PKS ingin memaksimalkan peran politiknya, kita di legislatif bisa mendapatkan posisi penting sehingga lebih memberi layanan pada masyarakat dan aspirasi yang ada bisa kita layani. Dalam Pilkada kita bisa memerankan peran politik di eksekutif kalau kita jadi wakil bupati, bersama masyarakat dan suara umat baik dalam legislatif maupun ekskutif kita akan bangun Boyolali. Sementara terkait pemilihan Gubernur Jawa Tengah, PKS dan dan PDI Perjuangan akan menentukan pilihan masing masing meskipun berbeda, kita tetap guyup rukun tidak ada konfik horizontal” kata Nur Arifin
Seperti banyak kabar yang beredar keterlibatan ASN di Boyolali, Kepala Desa dan perangkatnya terkait netralitas, Nur Arifin menyampaikan pandangannya.
“ASN dan Perangkat desa dilindungi oleh Undang- Undang untuk netral, jika mereka terbukti dengan alat bukti yang cukup misalnya ada foto ada audio visual apalagi sampai deklarasi, kita berharap Bawaslu Panwas harus bergerak” pungkasnya (S.Ragil)