Penangkapan terduga teroris di kota Batu Malang dan Solo dalam waktu hampir bersamaan Kamis (1/9/2024) mengejutkan banyak pihak. Sejumlah barang bukti bom rakitan siap ledak ditemukan Tim Densus 88 dari terduga teroris membuktikan mereka sedang berencana melakukan aksinya. Mereka simpatisan ISIS yang berjihad mendirikan negara Iskam di Indonesia dengan cara radikal.
Ormas PNIB melalui Ketua Umumnya, AR WAluyo Wasis Nugroho (Gus Wal) mengecam keras aksi teroris yang masih ada di Jawa Timur dan Jawa Tengah dan tidak menutup kemungkinan di daerah lain.
“Aksi mereka sudah pada tahap menuju eksekusi peledakan bom. Artinya mereka sudah merencanakan dengan rapi jauh-jauh hari. Ini membuktikan kelompok teroris sedang aktif bergerak dan dipastikan dukungan dana untuk operasi mereka sudah masuk. Ini sangat memprihatinkan kita semua karena dengan maraknya aksi intoleransi yang terjadi beberapa waktu lalu menjadi alarm penting akan sebuah aksi yang lebih membahayakan lagi” papar Gus Wal kepada awak media.
Menurut Gus Wal maraknya beberapa aksi intoleransi berupa pelarangan tempat ibadah di beberapa daerah menunjukkan sebuah pola kerja terorisme yang harus diwaspadai. Ada sebab akibat yang tidak sebatas pada ketidaksukaan pada Agama lain, tetap ada agenda besar dibalik kejadian itu.
“Intoleransi pemeluk agama lain adalah upaya adu domba yang terencana dari kelompok teroris yang bertugas menciptakan kebencian di masyarakat. Kelompok teroris lain bertugas merakit dan meledakkan bom yang kemungkinan besar dilakukan di tempat ibadah sebagai bentuk terror penghancuran. PNIB selalu menyuarakan pengusutan tuntas para pelaku intoleransi hingga ke jaringan di belakangnya. Mereka tidak berdiri sendiri tetapi merupakan sel-sel kelompok radikal. Meskipun kelompok Jamah Islamiyah sudah menyatakan membubarkan diri setia kepada NKRI, namun hasil didikan mereka telah membentu kelompok baru yang tidak mustahil lebih kejam dari Jamaah Islamiyah” lanjut Gus Wal
PNIB mengapresiasi kinerja Densus 88 yang berhasil mengantisipasi rencana peledakan bom sedini mungkin. Mereka bekerja senyap dan menunjukkan hasilnya dengan penangkapan terduga teroris berikut bukti-buktinya.
“Salut dan untuk kinerja Densus 88, apresiasi setinggi-tingginya atas penangkapan terduga teroris di Malang dan Solo. Kalau ada kelompok yang menyuarakan pembubaran Densus 88 kemungkinan mereka sudah terafiliasi kelompok teroris. Kita masih butuh Densus 88 sebagai kawal depan pemberantasan terorisme dan radikalisme yang masih mengancam kehidupan kita” ucap Gus Wal di akhir pernyataannya***(Dpras)